Jatimraya.com, Bojonegoro – Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir meminta Pemerintah meninjau ulang kebijakan impor beras, karena bisa menjatuhkan harga gabah dan beras pada musim panen tanaman padi tahun ini.
“Seyogyanya Pemerintah meninjau ulang impor beras agar harga beras dan gabah pada musim panen kali ini tidak jatuh,” kata dia di Bojonegoro, Senin (22/1/2018).
“Saya melihat dari heli hamparan tanaman padi di di Jawa Timur yang mulai panen,” kata Mentan Amran.
Ia menyatakan itu dalam acara panen raya tanaman padi lahan banjir luapan Bengawan Solo di Desa Kedungarum, Kecamatan Kanor. Sebelum itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, melakukan panen tanaman padi lahan banjir di desa setempat.
BACA JUGA : Pemprov Bali Menyatakan Tidak Perlu Impor Beras
Ikut dalam panen raya Wakil Kepala Staf TNI Mayor Jenderal Tatang Sulaiman, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Kustanto Widiatmoko, Kapolda Jatim, Irjen Pol. Machfud Arifin dan Bupati Bojonegoro Suyoto dengan jajarannya.
Apalagi, lanjut Winarno, harga beras dan gabah sudah mulai menunjukkan kecenderungan menurun sejak 15 Januari lalu, bahkan penurunan harga beras dan gabah akan terjadi sampai Februari karena ada panen raya tanaman padi.
“Kalau tidak ada impor harga akan menjadi baik,” ujarnya menegaskan.
Hal senada juga disampaikan Bupati Bojonegoro Suyoto yang manyampaikan penolakan impor beras karena di daerahnya sekarang ini ada panen tanaman padi sekitar 1.800 hektre.
Hanya saja, dalam penolakannya dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan yang disampaikan kepada undangan yang sebagian besar para para petani di sejumlah di Desa Kanor, terkait sikap petani dalam menghadapi beras impor.
“Tolak beras impor,” kata ratusan para petani yang hadir dalam acara itu menjawab pertanyaan Suyoto.
Pada kesempatan itu, Suyoto juga memberikan gambaran bahwa di daerahnya panen tanaman padi akan terus bertambah sampai April dengan luas sekitar 78.000 hektare.
Sebelum itu Menteri Pertanian Amran Sulaiman hadir di lokasi, sejumlah petani di Desa Temu, Kecamatan Kanor, menggelar demo di tepi njalan dengan membentangkan spanduk di jalan masuk lokasi acara yang berisi penolakan beras impor.
Koordinator demo petani asal Desa Temu, Kecamatan Kanor, Kastubi menjelaskan para petani di daerah menolak beras impor, karena akan mengakibatkan harga gabah dan beras di daerahnya jatuh.
“Beras impor belum datang saja harga gabah dan beras sekarang mulai menurun,” ujarnya.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang dimintai konfirmasi terkait beras impor menolak memberikan penjelasan dengan alasan “domain”nya sebagai produsen.
“Domain saya sebagai produsen tanaman padi. Ya saya hanya menjawab terkait produksi padi. Yang jelas sekarang ini mulai panen raya tanaman padi dengan cakupan yang luas di Tanah Air. Tadi saya juga melihat dari pesawat heli hamparan tanaman padi di berbagai daerah di Jawa Timur yang mulai panen,” ucapnya menjelaskan. (sas)