PT Bank Tabungan Negara (persero) Jawa Timur Kantor Wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara melakukan kunjungan ke Graha Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Surabaya, Selasa 9 Juli 2024 petang.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto, Wakil Ketua Umum (WKU) bidang UMKM, WKU bidang SDM dan Ketenagakerjaan, WKU bidang Konstruksi, WKU bidang Perhubungan, WKU bidang Kerjasama Antar Daerah, WKU bidang Industri Properti dan Real Estate, WKU bidang Cukai dan Hasil Tembakau, WKU bidang Investasi dan perwakilan dari sejumlah asosiasi.
Deputy Regional Manager Business BTN Kanwil Jatim, Bali dan Nusa Tenggara Carly Tambunan mengungkapkan keinginan BTN untuk menjalin sinergi dan kolaborasi dengan pelaku usaha di Jatim dalam hal pembiayaan atau investasi di berbagai sektor industri. “Kami ingin melakukan kolaborasi karena sekarang eranya kolaborasi. Kita tidak bisa bekerja sendirian,” tegas Carly Tambunan.
Ia mengungkapkan, sejauh ini BTN selalu identik dengan pembiayaan perumahan. Ketika masyarakat melihat BTN, maka yang diingat adalah rumah. Tetapi dengan adanya anggapan seperti ini, maka sisi negatifnya adalah bisnis lain tidak diketahui dan dikenal masyarakat. Untuk itu, berbagai langkah telah dilakukan BTN, salah satunya dengan mengganti logo, yang dulunya ada gambar rumah sekarang tidak. Logo BTN sekarang mengisyaratkan bisa melindungi seluruh masyarakat.
Baca Juga:
Menko Muhadjir Dorong Setiap Daerah Memiliki Pelatda untuk Tingkatkan Prestasi Atlet Disabilitas
Tiga Kendaraan Alami Kecelakaan Beruntun di Kelokan Menurun Tajam Jalur Gunung Lawu Magetan
Menko Muhadjir Resmikan Rusunawa di Lingkungan Kampus UNIMUS Jawa Tengah
Selain mengganti logo, BTN juga agresif melakukan kunjungan ke berbagai asosiasi pengusaha dan melakukan sosialisasi ke seluruh lapisan masyarakat, salah satunya dengan pelaku usaha di Jawa Timur yang ada di bawah naungan Kadin Jatim. “Bank BTN bisa menjadi rekanan anggota Kadin dalam hal pembiayaan maupun transaksi perbankan lainnya,” tandasnya.
Sejumlah potensi yang bisa digarap cukup banyak, selain pembiayaan untuk UMKM melalui fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan suku bunga mulai dari 6% per tahun dan juga untuk pembiayaan industri melalui Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi dengan suku bunga 9-13,75% per tahun. “Harapan kami, melalui langkah ini maka akan tercapai kenaikan Kredit Modal Kerja dan Investasi dimana Tahun ini, kontribusi kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi ditargetkan tumbuh sekitar 30-40% ,” ujarnya.
Terkait realisasi kredit BTN di Jatim Bali dan Nusa Tenggara pada tahun ini, ia mengatakan hingga Juni 2024 realisasi penyaluran kredit Modal Kerja dan Investasi sudah mencapai Rp454,3 Milyar tumbuh 19,21% secara YoY,” ungkapnya.
Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto menyambut gembira atas keinginan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa sejauh ini pembiayaan memang menjadi persoalan bagi pelaku usaha, baik mikro kecil, menengah ataupun besar. Sehingga kerja sama ini akan menjadi solusi pembiayaan bagi mereka.
Baca Juga:
Menko Muhadjir Resmikan Pendirian Masjid Sunan Kalijogo di Grobogan
Kuas Hukum JIMAD SAKTEH Ancam Pidanakan Oknum Pengrusakan APK
Penegak Hukum KLHK Segel Peleburan Aki Bekas Ilegal di Desa Pucuk Lamongan
“Di Kadin ini ada dua keanggotaan, pertama anggota luar biasa yaitu asosiasi atau himpunan pengusaha dan anggota biasa yaitu pelaku usaha dari berbagai industri. Ini adalah potensi nasabah yang bisa digarap BTN,” ujar Adik.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh WKU bidang Perhubungan Stenven Lasawengen bahwa banyak sektor yang bisa disinergikan dengan BTN. Di pelayan misalnya, ada 11 unit usaha turunan yang ada di bawahnya yang semuanya membutuhkan dukungan pembiayaan.
“Misal untuk pembelian kontainer. Setiap dua tahun sekali, pelayaran selalu membeli sekitar 4.000 unit kontainer. Kalau BTN bisa masuk di sini, sangat bagus sekali,” katanya.
Sementara WKU Cukai dan Hasil Tembakau Sulami Bahar mengatakan, BTN bisa juga masuk dalam pembiayaan pita cukai. “Kalau BTN bisa menjadi pengampu pita cukai pasti sangat bagus. Jatim itu nilai pita cukainya mencapai Rp155 triliun,” pungkasnya.
Baca Juga:
Melalui Proyek Hippa, Desa Metesih Bangun Saluran Tersier Menuju Area Persawahan
Siswi SMAN 4 Sidoarjo Raih Medali Perunggu di Ajang PON XXI Aceh-Sumut 2024