JATIMRAYA.COM, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Prawansa mendistribusikan bantuan beras pemerintah yang ditujukan kepada daerah-daerah yang HET diatas rata rata di Gudang BULOG Banjarkemantren, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Rabu (13/9).
Ermin Tora, Kepala Wilayah Perum BULOG Kanwil Jawa Timur, dalam sambutannya menyatakan bantuan pangan tahap selanjutnya bertujuan untuk menstabilkan harga beras di pasar dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Inisiatif ini sangat penting dalam mengatasi permasalahan ekonomi dan memastikan pasokan pangan yang cukup bagi semua orang.
“Ini akan segera kami distribusikan, dengan harapan bantuan pangan ini kelak mampu membuat harga beras lebih stabil, dan dalam upaya itu masyarakat juga dapat memenuhi kebutuhan pangan mereka,” kata Ermin.
Pendistribusian bantuan beras pemerintah kali ini merupakan tahap kedua. Tahap distribusi beras pertama telah dilakukan pada bulan Maret hingga Mei. Dan pada tahap kedua ini direncanakan dilakukan dari bulan September hingga akhir tahun. Dimana pada distribusi kali ini terdapat 3,4 juta KPM yang sedang dalam proses verifikasi.
Baca Juga:
Hitung Cepat Versi Litbang Kompas, Pasangan Khofifah – Emil Sementara Unggul di Pilkada Jatim 2024
Khofifah Ajak Masyarakat Bangun Ketahanan Keluarga Berkualitas Menuju Generasi Emas 2045
Di Jawa Timur, total beras tahap II telah disalurkan sebanyak 102 ribu ton untuk membantu 3,4 juta keluarga. Penyaluran ini dilakukan setiap bulan dengan bantuan beras yang diberikan sebanyak 34 ribu ton setiap bulannya. Setiap keluarga penerima manfaat (KPM) akan menerima paket bantuan tiga bulan yang terdiri dari 10 kg beras per bulan.
“Sesungguhnya ada 3,4 juta KPM yang 200.000 dalam proses verifikasi, mudah-mudahan bisa segera selesai sehingga mereka (keluarga penerima manfaat) juga bisa mendapatkan hak mereka mendapatkan bantuan pangan dari cadangan beras pemerintah, ” kata Khofifah.
Untuk hari ini, ada sebanyak 68,69 ton beras yang didistribusikan kepada masyarakat Jawa Timur dengan tujuan kepada Kabupaten Gresik sebanyak 8,7 ton dan 59,99 ton beras ke Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan.
Karena naiknya harga GKG (Gabah Kering Giling) dan Gabah Kering Panen (GKP) di pasar, Khofifah berharap distribusi ini bisa meredam harga beras yang melonjak. Ia juga berharap dengan naiknya GKG dan GKP mampu memberi keuntungan lebih kepada para petani padi.
Baca Juga:
Khofifah-Emil Siap Sinergi dengan Mesin Partai Golkar Jatim Menangkan Pilgub
Prabowo Serahkan SK dan Rekom untuk Khofifah-Emil Maju Pilgub Jatim 2024
Khofifah mengatakan, lonjakan harga beras dipicu oleh kenaikan harga GKG dan GKP. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Jawa Timur saja, namun terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia.
“Memang harga GKP dan GKG sampai di penggilingan diatas HET, itulah yang menyebabkan harga beras, di pasar juga di atas HET,” ungkap.
Menurut Khofifah, pasokan gabah dan beras di Jatim saat ini mencukupi bahkan mengalami suplus. Produksi beras Jatim pada September 2023 mencapai 520.889 ton GKG, naik 9,23 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 481.059 ton GKG.
Per 12 September harga beras medium di Jatim mencapai Rp 11.300. Jadi, beras medium maupun premium di Jawa Timur sesungguhnya pada posisi yang tengah-tengah bukan tertinggi dan bukan terendah, jadi ada provinsi yang justru terlampaui HET lebih tinggi daripada Jawa Timur,” urainya. (Andy Setiawan)***
Baca Juga:
Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak Resmi Diusung Golkar untuk Gubernur dan Wagub Jatim 2024
VIDEO – Khofifah Indar Parawansa Orasi untuk Kemenangan Prabowo-Gibran, Ajak Warga Nyoblos ke TPS