JATIMRAYA.COM, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (MenkonPMK) Muhadjir Effendy mengatakan, saat ini Indonesia sedang dalam proses mengirimkan kapal kesehatan militer dengan standar internasional yang akan digunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada para korban di wilayah Gaza.
Hal itu disampaikan saat menjadi narasumber dalam program Primetime News dengan tema “Aksi Damai Solidaritas untuk Palestina” yang disiarkan secara langsung oleh Metro TV, pada Senin (6/11).
“Sikap Indonesia tidak akan pernah berubah dalam kaitannya dengan masalah Palestina ini, dan tujuan akhir dari hubungan kita kepada bangsa dan rakyat Palestina adalah terciptanya negara yang berdaulat untuk Palestina,” ujar Muhadjir.
Muhadjir menambahkan, lobi dan diplomasi akan terus dilakukan oleh pemerintah Indonesia kepada negara-negara Islam yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel untuk dapat turut menekan upaya gencatan senjata.
Baca Juga:
Tangguh Awards 2024, Menko Muhadjir: Perlu Ada Edukasi, Perlu Data dan Menanamkan Nilai Kewaspadaan
Majukan Pendidikan Vokasi, Menko Muhadjir Resmikan SMK Asy-Syarif Mitra Industri Mojokerto
Menko Muhadjir: Peran KBPII Sangat Besar Bantu Pemerintah untuk Menjaga Kelas Menengah
Upaya pemerintah Indonesia dalam membantu warga Palestina yang terkena dampak dari konflik juga telah dilakukan dengan mengirimkan bantuan sebanyak 51 ton pada tanggal 4 November 2023 lalu. Muhadjir menerangkan, bantuan yang dilepas langsung oleh Presiden Joko Widodo tersebut saat ini telah tiba di Mesir dan masih dalam proses antrean di Rafah, pintu masuk menuju ke wilayah Gaza.
Selain itu, Muhadjir juga menjelaskan bahwa proses evakuasi warga negara Indonesia (WNI) masih terus diupayakan. Muhadjir menghimbau bagi WNI yang memilih untuk menetap demi tugas kemanusiaan diharap untuk berhati-hati dan tidak mengambil risiko. Sementara WNI yang berhasil dievakuasi masih berada di Mesir untuk menunggu proses penerbangan ke Indonesia.
“Kita akan terus mengupayakan untuk mereka yang akan keluar dari Gaza bisa dievakuasi. Sebagian sekarang sudah ada di Mesir, tinggal menunggu perjalanan berikutnya ke Indonesia,” jelas Muhadjir. (Andy Setiawan)***