JATIMRAYA.COM, Pengrajin batik Mohammad Huri di kawasan Jetis Kulon, Wonokromo, Surabaya memilih mempertahankan kegiatannya untuk mengembangkan batik. Dirinya mengakui usaha batik sejak tahun 2018 dan mulai berkembang apda tahun 2020 hingga kini.
Ia juga menceritakan awal dari inovasinya dalam membuat motif baru dalam karya batiknya.
“Dulu itu pas COVID-19, kepikiran bikin motif baru yang bagus tapi gampang. Akhirnya ya itulah batik sapu lidi itu, ” ungkapnya.
Setelah bertahan dari gelombang pandemi, Huri mulai mengembangkan motifnya dan mengajak tetangga di sekitar untuk membuat batik.
Baca Juga:
Tiga Kendaraan Alami Kecelakaan Beruntun di Kelokan Menurun Tajam Jalur Gunung Lawu Magetan
Kuas Hukum JIMAD SAKTEH Ancam Pidanakan Oknum Pengrusakan APK
Penegak Hukum KLHK Segel Peleburan Aki Bekas Ilegal di Desa Pucuk Lamongan
“Akhirnya ya saya coba ajak mereka itu tetangga yang lain, kan daripada diam ga jelas, ga ada kerjaan mending ayo bikin batik bareng-bareng” kata Huri.
Ia mengungkap awal dari idenya dalam pembuatan batik sapu lidi yang merupakan pengembangan dari batik tulis biasa. Huri teringat dengan orang-orang yang ingin membatik tetapi kesulitan dalam memakai canting.
“Banyak kalau orang baru belajar batik itu kesulitan mencanting. Terus saya kepikiran orang itu belajar kan lama sedangkan mereka pengen belajar cepet, ” katanya.
“Kemudian saya kepikiran dalam ilmu seni lukis itu ada yang namanya seni kontemporer dimana alat itu bisa dimodifikasi. Lalu saya teringat cipratan, tetesan.. tetesan yang menarik dari canting canting itu, ” tambahnya.
Baca Juga:
Melalui Proyek Hippa, Desa Metesih Bangun Saluran Tersier Menuju Area Persawahan
Peleburan Ilegal Aki Bekas Kembali Terjadi di Pucuk Lamongan
Truk Sayur Tabrak Truk Tangki Muatan 30 Ton Tetes Tebu di KM 594
Huri juga menceritakan pengalamannya saat berkomunikasi dengan produser batik asal Jakarta yang memberinya saran untuk membuat batik.
“Biasanya kan kalau batik itu dari kain dulu baru dijahit. Lah yang ini endak, dibalik.. Dijahit dulu baru dibalik, ” ujarnya
Ia menilai saran dari produser batik asal Jakarta tersebut merupakan cara baru untuk membuat baju batikbatik sehingga saat membatik bisa langsung mempunyai bayangan seperti apa hasil jadinya meskipun belum selesai.
“Ya gitu, makanya nanti bagian itu sebelah mana. Jadi kan lebih enak, ” ungkapnya sambil memperagakan.
Baca Juga:
JIMAD SAKTEH Ancam KPU dan Bawaslu Sampang Dilaporkan Ke DKPP RI
Dua Lokasi, Sebuah Gudang dan Rumah di Madiun Alami Kebakaran Hebat
Usaha batik sapu lidi miliknya saat ini sudah mulai berkembang hingga sampai ke Finlandia.
“Jadi itu disana dikirim ke Finlandia. Cabang di Surabaya tidak ada, kalau di Gresik ada cabangnya tapi di sekolahan, ” katanya.
Ia menyebutkan hasil dari motif barunya yaitu motif sapu lidi berkisar dari harga 100.000 hingga 400.000. Ada juga orang-orang yang melakukan pemesanan kepadanya untuk dibuatkan batik.
“Cuman kalau pesanan model gitu, harganya itu lebih mahal. Jadi kalau biasanya beli anggaplah 300 ribu bisa sampai 500 ribu per/batiknya, tergantung modelnya seperti ini, dan ini, ” katanya.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Untuk pembuatan batik di rumahnya ia rutin melakukannya setiap minggu dikarenakan dari hari senin hingga sabtu ia harus mengajar di sekolah.
“Tiap minggu biasanya seperti ini, kalau hari biasa itu ga nentu kadang ya ikut acara lomba, ekspo seperti itu, ” katanya.
Pada pembuatan batik yang dikembangkan dengan seni kontemporer ini membutuhkan waktu setidaknya 1 hingga 3 hari untuk penyelesaiannya. Huri mengatakan apabila ada orang yang membeli produk batiknya dengan mendatangi langsung ke rumahnya akan diberi harga yang lebih murah daripada harga batiknya yang sudah di pasarkan. (Andy Setiawan)***