Sayap Bersenjata OPM TPNPB Klaim Tembak Dua Mata-Mata TNI di Yahukimo Papua, Satu Tewas

Avatar photo

- Pewarta

Kamis, 18 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JATIMRAYA.COM – Sayap bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM), Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), mengaku bertanggung jawab atas penembakan terhadap dua pria yang dituding sebagai mata-mata TNI di Yahukimo, Selasa (16/9/2025).

Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, dalam siaran persnya, Rabu (17/9/2025), menyebutkan penembakan dilakukan oleh pasukan Kodap XVI Yahukimo di bawah komando Mayor OPM Kopitua Heluka. Menurutnya, aksi itu merupakan bagian dari operasi militer di wilayah yang mereka klaim sebagai “zona perang”.

“Penembaknya adalah Pasukan Khusus OPM. Satu orang tewas di tempat, seorang lainnya terluka dan dilarikan ke rumah sakit. Mereka terpaksa kami tembak karena memasuki wilayah yang kami tetapkan sebagai daerah perang,” ujar Sambom.

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

Meski demikian, Sambom enggan membeberkan lokasi tepat penembakan, baik nama kampung maupun distrik. Ia juga tidak menjelaskan secara detail identitas kedua korban yang menurut klaim OPM menyamar sebagai warga sipil dengan profesi seperti tukang bangunan, tukang bakso, atau tukang ojek.

Sambom menyampaikan peringatan keras agar aparat TNI-Polri maupun intelijen tidak memasuki wilayah operasi TPNPB-OPM. Ia juga menyerukan agar warga non Papua yang bekerja sebagai ASN, sopir, tukang ojek, tukang bangunan, maupun pedagang segera meninggalkan Papua karena berpotensi dicurigai sebagai mata-mata.

Lebih jauh, TPNPB-OPM menegaskan perlawanan terhadap TNI akan terus dilakukan demi memperjuangkan kemerdekaan Papua Barat. Sambom menyebut kekuatan pasukan OPM tersebar di 36 Kodap yang siap melakukan aksi perlawanan.

Ia juga menolak rencana kunjungan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ke Papua. Sambom bahkan melontarkan ancaman bahwa pasukan OPM akan menembak mati Gibran bila tetap datang ke Papua.

“Kami akan menembak mati Wapres Gibran jika berkunjung ke tanah Papua, karena kedatangannya bukan untuk menyelesaikan akar persoalan konflik Papua yang rumit,” tegas Sambom.

Sementara itu, Komandan Satgas Media Koops Habema, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono, saat dikonfirmasi, mengaku belum menerima laporan resmi terkait klaim OPM tersebut.

“Saya belum mendapat informasi soal itu. Sejauh ini di jajaran kami belum ada laporan menonjol. Akan saya cek dan cari informasi ke satuan depan,” kata Letkol Iwan. (as)

Berita Terkait

Menhan-PWI Pusat Agendakan Khusus Retret 200 Wartawan
Dari “Kaleidiskop Media Massa 2025”, Perlu Intervensi Negara untuk Menjaga Eksistensi Media
H. Iwan Efendi Nakhodai DPC PDI Perjuangan Sampang Periode 2025-2030
Peduli Korban Bencana, Grup Merdeka Serahkan Donasi Rp977 Juta ke BAZNAS RI
PWI Pusat Terbitkan Tiga Surat Edaran untuk Anggota se-Indonesia
Raih Penghargaan Kabupaten Terinovatif 3 Kali Berturut, H. Slamet Junaidi Harumkan Sampang di Mata Nasional 
UPA PERADI 2025 Digelar Serentak, 143 Peserta Ikuti Ujian di Fakultas Hukum UGM
PWI Jateng Resmi Dilantik, Akhmad Munir Tekankan Integritas dan Adaptasi Jurnalis

Berita Terkait

Rabu, 24 Desember 2025 - 17:49 WIB

Menhan-PWI Pusat Agendakan Khusus Retret 200 Wartawan

Rabu, 24 Desember 2025 - 08:26 WIB

Dari “Kaleidiskop Media Massa 2025”, Perlu Intervensi Negara untuk Menjaga Eksistensi Media

Minggu, 21 Desember 2025 - 10:54 WIB

H. Iwan Efendi Nakhodai DPC PDI Perjuangan Sampang Periode 2025-2030

Selasa, 16 Desember 2025 - 17:12 WIB

Peduli Korban Bencana, Grup Merdeka Serahkan Donasi Rp977 Juta ke BAZNAS RI

Sabtu, 13 Desember 2025 - 09:58 WIB

PWI Pusat Terbitkan Tiga Surat Edaran untuk Anggota se-Indonesia

Berita Terbaru