JATIMRAYA.COM, Pembukaan jembatan kaca Seruni Point di Bromo, Probolinggo yang akan datang telah menimbulkan kekhawatiran mengenai keselamatannya, terutama mengingat bencana baru-baru ini di jembatan kaca The Geong di Jawa Tengah.
Meski demikian, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak meyakinkan masyarakat bahwa tidak ada alasan untuk khawatir. Ia mencontohkan, pembangunan Jembatan Kaca Seruni Point di Bromo mengikuti standar keselamatan yang ditetapkan Kementerian PUPR.
Standar-standar ini memastikan jembatan yang dibangun tahan terhadap berbagai kondisi dan memberikan pengalaman aman bagi pengunjung. Dengan menerapkan standar ini, pengunjung dapat menikmati pemandangan menakjubkan dari jembatan kaca Seruni Point tanpa masalah keamanan apa pun.
“Jadi jembatan yang di Bromo dibangun langsung Kementerian PUPR. Dan Kementerian PUPR memiliki sebuah standar yang kami juga sempat menghubungi Ibu Dirjen Cipta Karya juga,” kata Emil di Surabaya, Selasa (30/10).
“Beliau (Dirjen Cipta Karya) juga menyampaikan ada standar-standar dan komite-komite yang memastikan keselamatan jembatan sebelum dioperasikan untuk umum,” tambah Emil.
Emil dalam keterangannya mengungkapkan keengganannya membandingkan jembatan kaca di Bromo dengan yang ada di kawasan Banyumas. Keraguan ini tidak lepas dari kejadian yang baru-baru ini terjadi di Banyumas, dimana jembatan kaca tersebut mengalami kerusakan parah yang mengakibatkan korban jiwa.
Emil menekankan pentingnya mematuhi standar operasional yang ketat pada seluruh jembatan kaca yang ada. Dengan mengikuti standar-standar ini, keselamatan dan integritas struktur tersebut dapat terjamin, sehingga mencegah potensi kecelakaan.
“Semua ada paramater tekniknya, kami tidak bisa bicara di daerah lain karena pihak yang berwenang dan berkompeten sedang melakukan penelaahan. Tapi peristiwa yang terjadi di daerah lain harus menjadi basis untuk merefleksikan dan menjaga keamanan apa yang ada di Jawa Timur,” jelas Emil.
“Mereka menyampaikan, sudah ada penjelasan, sudah ada di media mengenai standar-standar yang diterapkan. Kalaupun memang ada yang menunjukkan jembatan ini (Seruni Point) lebih kokoh, lebih kuat, itu bukan hanya sekedar komparasi saja. Tapi memang ini standar yang ditetapkan.
Emil juga meyakinkan kerjasama dengan pihak kementerian PUPR dapat menjamin keselamatan serta kualitas jembatan yang ada di Seruni Point
“Jadi ga, tenang saja yang sana lebih kuat yang ini, kita lebih kuat daripada yang sana gitu. Apakah itu cukup..?? Kan engga. Jadi balik lagi itu standar, ” ucap Emil
“Jadi standar PUPR jelas, berapa (pengunjung) yang boleh lewat itu ada aturannya. Semua standar itu diterapkan oleh Kementerian PUPR,” tutupnya. (Andy Setiawan)***
Baca Juga:
PWI Tuban Gelar Pelatihan Membuat Kue, Dorong Pemberdayaan Istri Wartawan
HIMPAUDI Sampang Gelar Rakerda 2025 Untuk Wujudkan Pendidik PAUD Profesional dan Adaptif
BMPD Jawa Timur dan Perbankan Gelar Ibadah dan Perayaan Natal 2024 di Surabaya