Oleh: Ferry Is Mirza (FIM)
JATIMRAYA.COM – Istilah yang jadi judul catatan akhir pekan ini, pertama terjadi bulan Juli 2009 yakni Buaya vs Cicak. Ketika itu Bareskrim Polri berseteru dengan KPK. Dan kini, sejak Selasa malam 21/Mei 2024 lalu kembali terjadi lagi, tapi Buaya vs Bajul (bahasa Jawa = buaya) Densus 88 Polri vs Kejagung RI.
Kalau lima belas tahun lalu peristiwa Buaya vs Cicak (KPK) istilah ini justru dideklair oleh Kabareskrim waktu itu Komjen Susnoduadji. “Cicak kok mau melawan buaya –kami Polri dan Kejaksaan, APH (aparat penegak hukum)–,” kata Susno waktu itu dengan bagaknya.
Susno yang kini jadi pengusaha dan lebih banyak mukim di negara Vietnam, merasa gerah institusi yang dipandeganinya Bareskrim diawasi bahkan setiap komunikasi disadap oleh KPK.
Apa pasalnya ? Bareskrim yang sedang menangani kasus “Bancakan Bank Century” diduga kuat menerima upeti Rp 10 M (wikpedia, red). Upeti itu diarahkan ke Susno yang pernah menjadi Kapolresta Malang.
Susno yang geram dengan garang dan kesewenangannya melakukan penangkapan terhadap dua wakil ketua KPK Bibit Samad Riyanto dan Chandra M Hamzah. Keduanya dicocok Bareskrim dengan dalih melakukan tindak pidana pemerasan dan penyadapan.
Kisruh Buaya vs Cicak akhirnya meredah setelah Presiden SBY turun tangan.
Nah, dalam episode Buaya vs Bajul kali ini, –Densus 88 Polri vs Kejagung RI–, konon ada oknum bintang empat yang merasa terusik atas pemeriksaan oleh Jampidsus atas kejadian “bancaan raksasa, begal PT Timah oleh Harvey Moeis”.
Si bintang empat meski sudah purnawirawan kabarnya punya pengaruh kuat di bekas institusinya. Karena itu bisa menggerakkan Densus 88 menguntit Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah.
Dalam penguntitan di sebuah resto kawasan Cipete Jaksel itu, seorang oknum Densus 88 inisial Bripda IM diamankan Pamdal Jampidsus. Sedangkan empat oknum Densus 88 kabur.
Kalangan pers mengkonfirmasi kejadian Buaya vs Bajul ke Kapolri belum direspon. Yang pasti perseteruan dua institusi yang markas besarnya berseberangan di Jln Trunojoyo Jaksel ini, jadi misteri. (Andy Setiawan)***