JATIMRAYA.COM – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, berhasil menarik perhatian perusahaan-perusahaan Inggris pada pertemuan bisnis dan investasi yang diselenggarakan antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Kedutaan Besar Indonesia di London, pada hari Selasa (29/8).
Terdapat 7 (tujuh) perusahaan dari Inggris yang mengajukan Surat Niat (LOI) untuk proyek investasi di sektor transportasi umum dan pengolahan sampah menjadi panas atau listrik (Waste to Energy), antara lain: Crossrail, Loesche, Mott MacDonald, Seaport Consultant Asia, Arup, Colas Rail dan Alstom.
Gubernur Jatim mengungkapkan rasa syukurnya karena daerah Jawa Timur menjadi titik investor Inggris terutama setelah Trans Jatim beroperasi yang berhasil membantu mobilisasi antar daerah sekitarnya.
Gubernur Khofifah menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi dan mempercepat realisasi investasi dari Inggris (UK). Tidak tanpa alasan, hal ini dikarenakan realisasi investasi FDI dari Inggris di Jawa Timur selama periode 2010 hingga 2022 berada di peringkat ke-13 dari realisasi investasi FDI di Jawa Timur dengan total realisasi investasi sebesar 162,67 juta US$.
Sementara itu, secara keseluruhan pada tahun 2022, realisasi investasinya meningkat signifikan sebesar 38,8% dibandingkan tahun 2021. Kemudian, pada semester pertama tahun 2023, jumlah nominal investasinya di Jawa Timur mencapai Rp61,2 triliun. Atau naik sebesar 14.2% dari semester pertama tahun 2021 atau tumbuh sebanyak 7.6% dari semester II di tahun 2022
“Dan diharapkan jika investasi asal Inggris masuk akan meningkatkan nilai realisasi investasi PMA di Jawa Timur. Dan rangking realisasi investasi PMA Inggris akan terdongkrak naik menembus 10 besar,” harap Khofifah.
Selain itu, dalam sektor Transportasi Umum, Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa Jawa Timur terus mengawasi dan mendukung program percepatan pembangunan ekonomi sesuai dengan Peraturan Presiden No. 80 tahun 2019, khususnya untuk transportasi umum di area Aglomerasi Surabaya.
Dengan adanya Perpres ini, diyakini dapat menjawab konektivitas pusat-pusat penduduk, konsentrasi antara dunia industri dan pabrik-pabrik, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), serta pusat industri dapat dibangun melalui layanan transportasi umum yang lebih mudah dan efisien.
Baca Juga:
Catat Kinerja Positif, Bank Jatim Tebar Dividen Jumbo Rp 816 Miliar
Tandatangani 20 Prasasti, Khofifah ingin Mengevaluasi Penggunaan Energi
Sudah dilakukan penyusunan feasibility study untuk Surabaya Regional Railways Line (SRRL) dan Sustainable Urban Mobility Plan (SUMP) dari Jerman, serta Pre-feasibility study Urban Mass Rapid Transit System (UMTS) dari Jepang, untuk membangun koneksitas di antara titik-titik yang ada di wilayah Aglomerasi Surabaya (Gerbangkertosusila Plus),” urainya.
Menurutnya, penting untuk membangun konektivitas transportasi publik guna membantu mobilitas barang dan jasa (masyarakat, industri, dan pariwisata). Termasuk persiapan dokumen perencanaan merupakan bagian dari kriteria kesiapan dalam pengembangan transportasi publik (MRT, LRT, BRT, dll.).
“Hasil studi-studi dimaksud diharapkan dapat menjadi dasar untuk membangun kerja sama lebih konkrit dengan memberikan solusi mengatasi kepadatan transportasi, traffic di Aglomerasi Surabaya melalui transportasi publik,” jelasnya.
Berdasar penjelasan Lee Yuan Institute Singapore, Khofifah menjelaskankemudahan berbisnis di Jatim bersaing setelah DKI Jakartayang nantinya akan memberikan nilai tambah terhadap pertumbuhan ekonomi. Beliau juga berharap para investor bisa mengembangkan bisnisnya di Jawa Timur
Baca Juga:
Sambut Hari Santri bersama Kabar Baru Untuk Jamaah Haji
Pesta Bersama Masyarakat Di Akhir Masa Jabatan
Dari Upacara hingga Rapat Paripurna, Gubernur Berpamitan di Hari Jadi Provinsi Sendiri
“Pada akhirnya ini akan dapat memberikan nilai tambah untuk pertumbuhan ekonomi inklusif yang berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, ” jelasnya. (Andy Setiawan)***