JATIMRAYA.COM – Dalam suasana hangat dan penuh kebersamaan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan pentingnya menjaga toleransi dan semangat persatuan dalam keberagaman.
“Kita ini keluarga Pancasila. Berbeda-beda agama tapi tetap satu. Walaupun kita beda dalam iman, tapi kita bersaudara dalam kemanusiaan,” ucapnya dengan penuh semangat saat memimpin acara Senin Bersinergi (SENERGI) di Ruang Heritage, Kantor Kemenko PMK, Senin (30/12/2024).
Kegiatan SENERGI kali ini juga menjadi momen perayaan Natal bagi para pegawai Kristiani di lingkungan Kemenko PMK. Dalam kesempatan tersebut, Pratikno secara langsung memberikan ucapan selamat Natal dan menekankan pentingnya nilai toleransi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di lingkungan kerja.
Dalam sambutannya, Pratikno menyoroti bahwa toleransi, gotong royong, dan kerja sama adalah fondasi utama dalam pembangunan manusia dan kebudayaan. Ia percaya bahwa pengalaman berbagi nilai-nilai ini adalah salah satu kunci untuk mewujudkan konsep “smart ministry”—sebuah kementerian yang cerdas dalam melayani masyarakat dan membangun bangsa.
Baca Juga:
Menko PMK Sambut Baik Dukungan UNFPA untuk Pembangunan Kependudukan Indonesia
Menko PMK Pratikno Dorong Mitigasi Proaktif dan Perubahan Pola Pikir untuk Cegah Bencana
“Untuk menjaga toleransi dan kebersamaan, kita harus bekerja keras memproses good memories tentang persahabatan dan perbedaan. Kita simpan memori yang baik dan menyingkirkan berita negatif serta hoaks,” jelas Pratikno.
Kegiatan ini juga menghadirkan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi (Wamendikti) Stella Christie sebagai narasumber. Stella, yang dikenal sebagai pakar Cognitive Science, membahas bagaimana kemampuan kognitif dapat dioptimalkan dalam mendukung kebijakan dan membentuk “smart ministry”.
Menurut Stella, dalam menyusun kebijakan, penting untuk selalu mengandalkan bukti ilmiah dan mengukur efektivitas kebijakan tersebut melalui diskusi dan evaluasi. “Kalau kita ingin membangun smart ministry, kita harus melihat bukti ilmiah yang benar-benar membangun manusia,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Stella menekankan pentingnya konsep “learning to learn” atau belajar untuk belajar. Dengan memahami cara memproses informasi, mengatur strategi belajar, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis, para pegawai Kemenko PMK diharapkan dapat terus tumbuh dan beradaptasi dalam menghadapi tantangan pembangunan manusia di Indonesia.
Baca Juga:
Menko PMK Pratikno Tinjau Pelabuhan Merak, Pastikan Kesiapan Layanan Natal dan Tahun Baru 2025
Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Vanuatu Pasca Gempa 17 Desember 2024
Di penghujung acara, Pratikno mengingatkan bahwa tantangan yang dihadapi Kemenko PMK tidaklah ringan. Dari urusan pendidikan, kesehatan, hingga bencana, seluruh pegawai diharapkan memiliki semangat pengabdian yang tinggi.
“Hidup itu perjuangan. Kenikmatan itu bukan capaian, tapi ada dalam proses perjuangannya,” tutup Pratikno, memberikan semangat kepada para pegawai untuk terus bekerja keras demi pembangunan manusia Indonesia yang lebih baik.
Acara SENERGI ini menjadi refleksi bahwa di tengah kesibukan dan tanggung jawab besar, semangat kebersamaan dan toleransi tetap menjadi fondasi yang memperkuat langkah Kemenko PMK dalam mewujudkan pembangunan manusia dan kebudayaan yang lebih inklusif dan harmonis.