Nasehat Kematian dari Musibah Presiden Ebrahim Raisi

Avatar photo

- Pewarta

Rabu, 22 Mei 2024 - 16:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anwar Hudijono

Anwar Hudijono

Oleh: Anwar Hudijono

Yuks, dukung promosi kota/kabupaten Anda di media online ini dengan bikin konten artikel dan cerita seputar sejarah, asal-usul kota, tempat wisata, kuliner tradisional, dan hal menarik lainnya. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

JATIMRAYA.COM – Karena hendak dinaiki seorang Presiden bisa dipastikan helikopter disiapkan sebaik-baiknya. Pilot dan awaknya dites dan dikarantina. Badan metereologi dan geofisika siaga tingkat tinggi memantau cuaca. Semua disiapkan seoptimal mungkin untuk keselamatan Presiden.

Kalau akhirnya helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi jatuh yang mengakibatkan Raisi dan penumpang lannya, termasuk Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian gugur, menunjukkan bahwa takdir Allah lebih kuat dari ikhtiar manusia.

Allah menetapkan takdir menggunakan ilmu. Sementara ilmu Allah itu tanpa batas. Inilah sebabnya manusia seringkali tidak bisa memahami takdir-Nya karena ilmu manusia sangat terbatas. Ibaratnya ilmu manusia itu setetes air di lautan jika dibanding ilmunya Allah.

Sebelum wafat sebenarnya Raisi – sebagaimana umat manusia lainnya – sudah dikuntit oleh 99 penyebab kamatian. Jika lolos satu sebab, sebab lain sudah membayangi. Kali ini Raisi tidak bisa lolos dari sebab berupa musibah kecelakaan helikopter. Inilah takdirnya. Yang meliputi kapan, tempat dan sebab kamatian. Jika sudah takdir tidak bisa ditunda maupun dimajukan.

“Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun. (Quran, surah Al Araf 34).

Kalau saja bisa minta ditunda, pasti rakyat Iran minta ditunda karena dia disiapkan menggantikan posisi Pemimpin Tertinggi Iran Sayid Ali Khamenei. Penyiapan itu dengan pertimbangan usia Raisi jauh lebih muda dari Khamenei. Asumsinya yang tua meninggal lebih dulu.

Padahal usia itu tidak bisa dipakai pedoman melihat kematian. Termasuk jika pembaca tulisan ini lebih muda dari saya, bisa saja lebih dulu meninggal dari saya. Yang usianya di atas saya bisa jadi memang duluan sedang saya belakangan. Monggo, sebagai yang lebih muda saya ngalah saja

Menjadi perbincangan tentang kondisi jazad Raisi. Yang perlu dimafhumi bagaimanapun penyebab kematian entah terbakar, kecelakaan atau di tempat tidur, dan apapun kondisi jazad, sebenarnya proses kamatian itu hanya ada dua.

Pertama, jika yang mati orang baik akan disambut oleh malaikat dengan memakai baju putih. Wajah mereka ceria berseri-seri. Mereka membawa wewangian dan kain kafan dari surga. Malakul maut saat mencabut nyawa melakukannya dengan penuh kasih sayang dan bijaksana.

Kedua, jika yang mati orang jahat akan disambut oleh malaikat yang kasar, wajahnya sangar, membawa kain kafan buruk dari neraka. Malakul maut mencabut nyawanya dengan kasar dan sadis sambil mumukul dada yang mati. Bau yang mati sangat anyir dan memuakkan. Sehingga tatkala dibawa ke langit tidak ada yang mau membukakan pintu.

Setiap peristiwa kematian adalah nasehat bagi para yang masih hidup. Bahwa setiap manusia pasti mati alias kita ini sebenarnya calon jenazah. Cuma tidak tahu kapan, di mana dan caranya mati. “Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal. (Quran, surah Lukman 34).

Dan yang lebih utama adalah mawas diri seberapa bekal yang kita miliki utuk perjalanan hidup setelah mati? (Andy Setiawan)***

Berita Terkait

BRI Regional Office Surabaya Kolaborasi dengan JCI East Java untuk Perluas Ekosistem Bisnis
Menko PMK Sambut Baik Dukungan UNFPA untuk Pembangunan Kependudukan Indonesia
Mendorong Mobilitas Vertikal Anak Indonesia, Menko PMK Pratikno Tekankan Kesetaraan Peluang
Siti Muatifah Berharap Program Pembangunan Infrastruktur DPUPR Bermanfaat, dan Berkelanjutan
Menko PMK Pratikno Kunjungi Museum La Galigo, Apresiasi Kekayaan Sejarah Sulawesi Selatan
Menko PMK Pratikno Dorong Mitigasi Proaktif dan Perubahan Pola Pikir untuk Cegah Bencana
“Kita Ini Keluarga Pancasila”: Pesan Toleransi Menko PMK di Perayaan Natal Kemenko PMK
Menuju Pendidikan Merata dan Berkelas Dunia: Menko PMK Pratikno Pimpin Rapat Bahas Program Prioritas Pendidikan
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Sabtu, 18 Januari 2025 - 20:01 WIB

Apa Yang Menarik dari Kopi?

Selasa, 14 Januari 2025 - 18:50 WIB

Harmoni spiritual, Antara spiritual dan wisata : Cari Tau Lebih Dalam Bagaimana Etika Berkunjung ke Mata Air Suci Pura Tirta Empul Tampaksiring

Selasa, 14 Januari 2025 - 13:48 WIB

Terbakarnya Los Angeles dan Surah Kahfi

Jumat, 10 Januari 2025 - 11:10 WIB

Mengatakan (Menuduh) Seorang Mukmin Kafir

Jumat, 3 Januari 2025 - 05:39 WIB

Usaha Untuk Mengubah Takdir Alloh SWT

Jumat, 27 Desember 2024 - 13:55 WIB

Takdir Ilahi adalah yang Terbaik

Senin, 23 Desember 2024 - 09:56 WIB

Salah Satunya Brokoli, Inilah 5 Jenis Sayuran yang Wajib Dibatasi Konsumsìnya bagi Penderita Asam Lambung

Jumat, 20 Desember 2024 - 11:11 WIB

Amalan yang Paling Utama

Berita Terbaru

Ferdy Ferdian Syahbani,
(Ahli kopi).

Lifestyle

Apa Yang Menarik dari Kopi?

Sabtu, 18 Jan 2025 - 20:01 WIB