JATIMRAYA.COM – Memasuki usianya yang ke-51 tahun, Andy Setiawan berhasil membuktikkan bahwa keluar dari zona nyaman atau comfort zone itu mengasyikkan. Andy berhasil mematahkan persepsi populer bahwa keluar zona nyaman itu membahayakan.
Namun, tidak baginya. Dia benar-benar menjadi pengusaha sukses sekarang. Padahal, dia dulu hanya seorang wartawan. Andy, sapaan akrabnya tidak memikirkan akan menjadi pengusaha besar seperti sekarang.
Dia lahir di Surabaya sekalipun keluarga besarnya asli Madura. Menjadi wartawan adalah impiannya. Namun, hidupnya berubah setelah bertemu dengan Bob Sadino, pengusaha sukses yang karyanya menjadi motivasi banyak orang.
“Dulu saya dan teman kompas mendapatkan kesempatan untuk wawancara Bob Sadino. Saat itu, Bob Sadiono meminta saya untuk menunggu sampai jam 4 sore dan dijanjikan akan dibelikan sate di ujung gang rumahnya,” katanya, Jumat (3/5/2024) siang.
Baca Juga:
DPR RI Komisi VI Berjanji Akan Langsung Sampaikan Keluhan Industri Plywood ke Perhutani dan PTPN I
Resmi, PT Samudera Arta Pangan Buka Distributor Sari Roti 3PL Rengasdengklok
Investasi Pengembangan Sumber Daya Manusia, Apple Tambah Apple Developer Academy Keempat di Bali
Andy mengaku terkejut saat mendengar Bob Sadino mempertanyakan besaran gajinya. Setelah itu, kata dia, Bob menunjuk penjual sate yang ada di ujung gang rumahnya. Dia menyebut penjual sate itu lebih sukses darinya.
“Bob Sadino, ngomong gini, you digaji berapa sama kompas, orang jual sate satu hari gak sampai jam 8 malam bisa menjual sekian ekor. Kesimpulannya, gaji yang saya terima per bulan itu lebih rendah dari penghasilan penjual sate,” terangnya.
Ucapan Bob Sadino ini pun menjadi pertimbangannya untuk meninggalkan profesi sebagai wartawan. Ditambah lagi, ia punya teman pengusaha yang menyebut jika ingin sukses, maka meminta gaji uang publik yang unlimited.
“Sekarang saya baru paham setelah sekian tahun. Saya ini kan menjalankan bisnis distribusi sari roti di Sidoarjo dan Madura. Karena saya jualan roti, saya dapat menguasai uang publik, dan jumlahnya memang tidak terbatas,” tambahnya.
Baca Juga:
Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis
UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi Pemudik di Pekalongan
Layanan #EmakHebat Berikan Solusi Terbaik dan Hemat untuk Masyarakat Selama Ramadan
Andy memiliki basis usaha ditribusi roti di Sidoarjo dan Madura. Hampir semua wilayah Madura menjadi kawasan untuk distribusi rotinya. Sedangkan di Sidoarjo, hampir separuh wilayah menjadi kawasan untuk distribusinya.
Pemilik CV Surabaya Bintang Sejahtera ini menjadi distributor kedua terbaik skala nasional setelah Bali. Omzetnya mencapai miliaran setiap bulannya. Bali di urutan pertama memiliki omzet Rp 8 miliar setiap bulan.
“Saya bersyukur dan allhamdulillah sekali dikasih kesempatan yang baik sampai diberi amanah untuk mengelola perusahaan penjualan roti dan advertising sampai sekarang,” sambung dia.
Bapak satu anak ini mengaku mulai fokus berjualan roti sejak tahun 2013. Dia benar- benar fokus menjalankan bisnisnya sekalipun sudah dimulainya sejak tahun 2005 saat masih aktif sebagai wartawan media cetak terbesar di Jawa Timur.
Baca Juga:
Konsisten Mengomunikasikan Value Perusahaan, BRI Raih 6 Penghargaan di PR Indonesia Awards 2024
Ketua Umum RSI Kacuk Sumarto: Pengembangan Sawit Tidak Hanya Satu Sisi Tapi Menyeluruh
PTPN IV Beri Dukungan Penuh RSI Jadi Wadah Perusahaan Kelapa Sawit di Indonesia
“Kalau ditanya modal, saya tidak ada modal. Saya ini berangkat dari nothing to be something. Makanya, saya sering sampaikan di beberapa kesempatan, pengusaha itu harus punya kiat dulu daripada modal,” jelasnya.
Dia menyadari, gajinya sebagai wartawan yang tidak seberapa besar tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan modal dasar menjalankan bisnisnya sekarang. Ia mengakui ada teman yang mau mensupport permodalan.
“Prinsipnya begini ya, jadi pengusaha itu jangan cari untung. Sebagai pengusaha kecil utamakan bagaimana bisa menggaji karyawan, dan memberikan kesejahteraan karyawan dulu. Saya yakin efek baiknya akan mengikuti,” tegasnya.
Ia dulu hanya berfikir bagaiamana di usia 40 tahun sudah memiliki lompatan dan keluar dari zona nyaman. Ia berpesan, comfort zone itu harus diubah. Kerja dimanapun dan ikut siapapun tidak akan nyaman kecuali kerja sendiri.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
“Maka, saya pesan ke teman-teman wartawan semua, jangan terlalu nyaman berada di zona nyaman. Harus diubah secara perlahan pemikiran itu, karena kita tidak tahu perkembangan media ke depan,” tutup Andy. (Andy Setiawan)***