JATIMRAYA.COM, Penutupan TikTok Shop oleh pemerintah pada tanggal 4 Oktober 2023 pukul 17.00 WIB telah terkonfirmasi. Aksi tersebut terlihat saat detikJatim mengamati fitur etalase produk sudah tidak tersedia lagi. Namun hingga pukul 16.45 WIB, beberapa penjual TikTok Shop masih aktif menjual produknya. Bahkan, beberapa penjual terpaksa menaikkan harga saat detik-detik penutupan TikTok Shop.
Pergantian peristiwa ini menyoroti nasib TikTok yang tidak menentu di negara ini, karena operasinya menghadapi tantangan pengawasan dan peraturan. Penutupan TikTok Shop semakin menambah ketidakpastian masa depan platform media sosial populer ini di Indonesia.
Nasib penjual TikTok berubah tak terduga pada pukul 16.52 WIB karena pengguna tak lagi bisa melakukan pembayaran di TikTok Shop. Sebuah pesan mengejutkan muncul, menyatakan bahwa barang tersebut tidak tersedia untuk dibeli. Perubahan mendadak ini menimbulkan pertanyaan tentang masa depan TikTok sebagai platform e-commerce di Indonesia. Dengan popularitas dan basis penggunanya yang terus bertambah, TikTok berpotensi menjadi pengubah permainan dalam industri belanja online.
Kejadian baru-baru ini telah membuat penjual dan pembeli berada dalam ketidakpastian. Masih harus dilihat bagaimana TikTok akan mengatasi masalah ini dan apakah hal ini akan berdampak pada reputasi platform tersebut sebagai tujuan belanja yang dapat diandalkan.
Baca Juga:
Diduga mengantuk, Seorang Ojek Online di Kota Madiun Terjatuh Usai Antar Penumpang
Pemerintah Godok Aturan Perlindungan Ojol, Ini Masukan Konkret Ketua DPD RI
“Ya gimana ya.. saya aslinya juga agak bingung karena disini ada 2 pendapat yang berkontradiksi, ” kata Bagas seorang pengguna ojek online asal Sidoarjo yang menggunakan aplikasi Tiktok.
Ia mengungkapkan tidak jarang dirinya mendapat pesanan atau order melalui aplikasi TikTok yang menambah penghasilannya meskipun hanya sekedar diminta untuk melakukan penjemputan barang.
“Ya ini kan yang tau nomer saya bukan cuman 1, 2 orang mas, terus mereka dari sekian banyaknya yang tau nomer saya.. mereka itu lebih banyak dari pengguna TikTok itu mas. Jadi saya kepikiran juga, ” ungkap Bagas
“Ada juga lagi masalah lain itu harga bensin pertamax naik tanggal 1 kemarin ke Rp 14.000/ liter. Jadi disini meski saya make pertalite kan ga setiap waktu ada, bisa aja pertalitenya itu habis terus saya terpaksa ngisi pertamax, ” tambahnya.
Bagas juga mengatakan bahwa dirinya bingung apa yang sedang direncanakan oleh pemerintah atas hal ini sehingga harus memblokir TikTok shop.
Baca Juga:
Kongsi Media Luncurkan Portal Bisnis Kengpo.com, Dukung Publikasi Sosial dan Promosi Usaha Komunitas
CSA Index Kembali Naik, Investor Sambut Prospek Pertumbuhan Ekonomi di 2024
“Saya bingung juga disini kedepannya mereka mau ngapain gitu. Karena kan soalnya seharusnya mereka dari pemerintahan itu memberi seperti penyuluhan atau sosialisasi buat para pedagang biar semakin melek teknologi, ” ujarnya.
Nasib Toko TikTok tampaknya tidak pasti karena baru-baru ini menyebabkan hilangnya salah satu fitur utama. Tepat pukul 17.00 WIB, pengguna melihat keranjang kuning yang melambangkan fitur belanja menghilang dari aplikasi. Meskipun fitur etalase “Toko” masih terlihat, namun tidak lagi menampilkan berbagai macam produk yang tersedia untuk dibeli. Sebaliknya, pengguna akan disambut dengan pesan kesalahan yang mengatakan “Ada yang salah. Ketuk untuk mencoba lagi.” Kesalahan ini membuat proses checkout menjadi tidak mungkin karena fitur keranjang kuning juga hilang saat TikTok Shop ditutup.
Selain itu, fitur etalase online juga telah dihapus, sehingga penjual TikTok Shop tidak dapat memamerkan produknya selama sesi langsung. Banyak pengguna dan affiliator aplikasi TikTok masih bingung harus dilihat bagaimana masa depan TikTok Shop dan apakah masalah ini akan segera teratasi. (Andy Setiawan)***