Oleh: Gatot Sundoro
JATIMRAYA.COM – Perang Khaibar yang terjadi pada 7 Muharam 43 H (Maret 628 M) antara umat Islam yang dipimpin langsung oleh Rasulullah saw dengan umat Yahudi yang hidup di Oasis Khaibar, sekitar 150 km dari kota Madinah.
Perang Khaibar berlangsung selama 2 pekan dan berakhir dengan kemenangan umat Islam.
Saat terjadi perang Khaibar, tentara muslim berjumlah sekitar 1.800 orang dengan pasukan berkudanya sekitar 200 kuda; sedangkan umat Yahudi sebanyak 10.000 orang kengkap dengan senjatanya dan posisinya didalam benteng yang sangat kuat.
Namun akhirnya benteng tersebut berhasil ditembus oleh pasukan Islam yang di komandani oleh Ali bin Abu Tholib.
Perang ini menelan korban kaum Yahudi sebanyak 93 orang dan 15 orang dari kaum Muslim.
Diantara para sahabat Rasulullah saw, ada seorang sahabat yang bertempur dengan gagah berani dan sangat hebat perlawanannya, Ia menyerbu musuh dengan pedangnya; banyak musuh yang dihabisi olehnya.
Sehingga para sahabat berkata:” Hari ini tidak ada seseorang sehebat si fulan.”
Namun tiba tiba Rasulullah saw bersabda:” Ingatlah, dia adalah ahli neraka.”
Sebagian sahabat Nabi saw ragu ragu, benarkah apa yang diucapkan Nabi saw? Apa saat itu beliau khilaf?
Seorang sahabat yang penasaran mengikuti si fulan saat berperang, berlari, kemanapun sambil bertempur. Ia terluka, namun si fulan lebih lagi, ia terluka parah oleh serangan musuh; Karena tidak tahan menahan sakitnya, akhirnya si fulan meletakkan pedangnya ditanah dan ujung pedang diletakkan di dada, ditekannya, hingga ia mati BUNUH DIRI….
Sahabat yang menyaksikan itu segera lari menuju Rasulullah saw dan berkata:” Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah!”
Nabi saw berkata:” Mengapa?” Sahabat tersebut menceritakan kejadian proses kematian si fulan yang mati bunuh diri karena tidak tahan menahan sakit/luka di sekujur tubuhnya.
Lalu Nabi saw bersabda:” Sesungguhnya adakalanya seseorang yang melakukan amalan penduduk surga pada lahirnya, padahal ia adalah ahli neraka, dan adakalanya seseorang melakukan amalan penduduk neraka pada lahirnya, padahal ia adalah ahli surga.” (Andy Setiawan)***