Oleh: Gatot Sundoro
JATIMRAYA.COM – Takziah adalah ungkapan belasungkawa yang diberikan kepada keluarga atau kerabat yang sedang berduka.
Dalam agama Islam, memberikan takziah memiliki adab dan tata krama yang perlu diperhatikan serta dapat dilakukan dengan baik dan sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad Saw.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Berikut beberapa adab takziah yang sebaiknya dilakukan, yaitu:
1. Menunjukkan rasa belasungkawa.
Sampaikan ungkapan belasungkawa dengan tulus dan empati.
Frasa seperti ‘ Inna lillahi wa Inna ilaihi raji’un ‘ (Sesungguhnya kita milik ALLOH dan kepada-NYA lah kita kembali) adalah ungkapan yang baik untuk disampaikan.
2. Berkunjung.
Mengunjungi ke rumah duka adalah salah satu dukungan moral.
Usahakan mengunjungi dalam waktu yang wajar dan tidak menggangu proses berduka keluarga jenazah.
3. Hindari ucapan yang tidak pantas.
Hindari ucapan yang menyakiti perasaan keluarga yang berduka, seperti pernyataan yang meremehkan atau membandingkan dengan kehilangan sesuatu yang lain.
4. Mendoakan almarhum.
Ucapan doa agar ALLOH mengampuni dosa dosanya dan memberikan tempat disisi-NYA merupakan ucapan yang dianjurkan.
5. Dukungan
Jika memungkinkan, tawarkan bantuan praktis pada keluarga yang berduka, seperti membantu mengurus makanan atau keperluan sehari-hari. Ini sangat berarti bagi mereka yang sedang mengalami duka.
6. Jaga kebersihan dan kesopanan.
Tetap sopan, berpakaian rapi dan bersih adalah mencerminkan tanda penghormatan terhadap keluarga yang terkena musibah.
7. Tidak memaksakan diri.
Jika keluarga korban tidak ingin diganggu termasuk tidak menerima tamu, hormatilah keinginannya.
8. Tidak berlama lama.
Jangan berlama-lama, cukup sampaikan ucapan belasungkawa dan doa singkat namun bermakna.
Diperbolehkan bagi yang hadir (pelayat); untuk membuka wajah serta boleh menciumnya (sejenis).
Hadits Aisyah ra:” Nabi Saw pernah menemui Utsman bin Mazh’un yang saat itu telah meninggal dunia, lalu beliau membuka penutup wajah, membungkuk dan menciumnya. Kemudian beliau menangis hingga aku melihat air matanya menetes pada kedua pipinya.” (HR. Tirmidzi)














