JATIMRAYA.COM, Mojo Batik Fest 2023 di Alun-alun kota Mojokerto pada Sabtu malam (7/10) pukul 18.30 yang digelar dalam menyambut Hari Batik Nasional pada tanggal 2 Oktober kemarin. Dan event ini berlangsung dari tanggal 6 – 10 Oktober 2023.
Acara tahunan yang diselenggarakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar), MBF 2023 ini bertujuan untuk menampilkan kekayaan warisan budaya Majapahit melalui pengenalan motif batik kontemporer baru. Tema bumi, langit, flora, dan fauna Majapahit diekspresikan dengan indah dalam desain batik ini, menambah sentuhan modern pada bentuk seni tradisional.
Selain itu, penggunaan teknik pewarnaan alami mendorong terciptanya dunia hijau yang berkelanjutan, sejalan dengan upaya global menuju pelestarian lingkungan. Dengan diselenggarakannya MBF 2023, Kota Mojokerto berharap dapat menarik lebih banyak wisatawan dan menggali potensi budaya yang belum tergali, sehingga mendongkrak wisata sejarah di wilayah tersebut.
Ning Ita Puspitasari, Walikota Mojokerto mengungkapkan bahwa pada event kali telah melakukan pendampingan dan berhasil menciptakan motif batik yang baru.
Baca Juga:
Catat Kinerja Positif, Bank Jatim Tebar Dividen Jumbo Rp 816 Miliar
Tandatangani 20 Prasasti, Khofifah ingin Mengevaluasi Penggunaan Energi
“Ada 36 batik dari hasil kerjasama yang luar biasa dengan Kementrian Parekraf,” ungkapnya.
Pemerintah Kota Mojokerto mengambil langkah untuk mempromosikan seni batik lokal dengan mengundang tiga desainer tamu untuk menampilkan karya terbaiknya. Diana Putri, Isyam Syamsi, dan Agus T Santoso terpilih menampilkan desainnya yang memadukan motif batik khas Kota Mojokerto. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan pengakuan terhadap kekayaan warisan batik di wilayah tersebut dan untuk mendorong pertumbuhan industri batik lokal.
Saat ini Kota Mojokerto dihuni oleh 30 perajin besar dan ratusan karyawan yang aktif berkontribusi dalam produksi berbagai produk batik. Dengan diperkenalkannya motif batik baru yang terinspirasi dari era Majapahit, kota ini berharap dapat menarik lebih banyak perhatian dan apresiasi terhadap bentuk seni tradisionalnya.
“Kami berterima kasih kepada Mojo Batik Festival 2023, kami menyelenggarakan berbagai event. Salah satunya Dance Competition yang diikuti 25 kelompok dari Kabupaten/Kota se-Jawa Timur dengan menggunakan batik khas Kota Mojokerto. Kami juga menyelenggaran Competision Fasion Batik yang diikuti 140 Kabupaten/Kota se-Indonesia,” tambahnya.
Baca Juga:
Pesta Bersama Masyarakat Di Akhir Masa Jabatan
Dari Upacara hingga Rapat Paripurna, Gubernur Berpamitan di Hari Jadi Provinsi Sendiri
GERCEP, GEBER, dan GASPOL. Kemenparekraf Kenalkan Visi untuk Batik Go Internasional
Ning Ita mengatakan bahwa Gelaran MBF 2023 terbukti mampu memberikan game changer bagi perekonomian masyarakat, khususnya para perajin batik di Kota Mojokerto. Dengan diperkenalkannya motif batik baru yang terinspirasi oleh kekayaan warisan Majapahit, acara ini telah merevitalisasi industri batik lokal. Setiap perajin batik di Kota Mojokerto menyaksikan lonjakan omzet yang luar biasa pada acara tersebut, melebihi penjualan sehari-hari biasanya.
Meningkatnya permintaan akan batik yang unik dan berdesain rumit tidak hanya memberikan stabilitas finansial bagi para perajin tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat secara keseluruhan. Acara MBF 2023 tidak diragukan lagi terbukti menjadi katalisator perubahan positif dan kesejahteraan di Kota Mojokerto.
“Besarnya kunjungan wisata dari Mojo Batik Festival 2023 ini juga membawa dampak yang luar biasa bagi pelaku usaha pariwisata dan kuliner, omsetnya meningkat signifikan. Peredaran uang bisa mencapai Rp5 miliar. Saya atas nama Pemerintah Kota Mojokerto dan masyarakat Kota Mojokerto mengucapkan terima kasih kepada Kemenparekraf dan Ibu Gubernur Jawa Timur,” urainya.
Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menyampaikan harapannya agar Festival Batik Mojo bisa masuk dalam kurasi Festival Karisma Event Nusantara (KEN) tahun depan. KEN merupakan program unggulan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif alias Kemenparekraf/Baparekraf yang menjadi wadah menampilkan berbagai event unggulan dari berbagai daerah di Indonesia.
Baca Juga:
Wujud Langkah Indonesia Emas, Orientasi PPPK Jatim Dibuka
Peringati Hari Lahir Pancasila, Gubernur Jatim: Pancasila Merupakan Pemersatu Bangsa
Sampaikan Nota Keuangan R-APBD, Ekonomi Diprediksi Tumbuh pada 2024
Festival Batik Mojo memiliki arti penting karena mewakili kekayaan warisan budaya dan tradisi seni Mojokerto, sebuah kota di Jawa Timur yang terkenal dengan kerajinan batiknya yang sangat indah. Dengan memasukkan festival ini ke dalam kurasi KEN, maka akan menjadi wadah untuk menampilkan keindahan dan kerumitan batik Mojokerto kepada khalayak yang lebih luas.
Selain itu, kolaborasi Mojo Batik Festival dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tidak hanya mempromosikan warisan budaya Mojokerto, namun juga berkontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan perekonomian masyarakat setempat. Festival ini akan menarik wisatawan dan pengunjung dari berbagai daerah di Indonesia dan bahkan luar negeri, sehingga menciptakan peluang bagi pengrajin dan pengusaha lokal untuk memamerkan produk mereka dan menghasilkan pendapatan.
Diikutsertakannya KEN Festival juga akan memberikan ruang bagi pertukaran pengetahuan dan networking antar daerah di Indonesia. Peserta dari daerah lain akan mempunyai kesempatan untuk mempelajari tradisi dan teknik batik Mojokerto, sehingga mendorong pertukaran dan apresiasi budaya.
Atas diapresiasinya Mojo Batik Fest, Kemenparekraf, Sandiaga Uno meminta Pemerintah Kota Mojokerto menampilkan motif batik kontemporer terbaiknya. Menteri yang akrab disapa Mas Menteri ini sangat terkesan dengan desain rumit dan menawan yang dibuat oleh perajin terampil asal Mojokerto.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Kekaguman ini mendorongnya untuk menyampaikan undangan kepada para perajin batik berbakat ini, dan mendesak mereka untuk terus melakukan upaya inovatif dalam adaptasi dan kolaborasi. Inisiatif ini bertujuan untuk memperkenalkan motif batik baru dan unik yang menghormati kekayaan warisan budaya Majapahit, sekaligus menarik perhatian masyarakat luas dalam skala nasional.
“Jadi kami mengundang Ibu (Wali Kota Mojokerto) untuk mengirim motif batik yang paling bagus menurut saya ke Komite Kharisma Event Nusantara untuk mulai dikurasi tahun depan. Dan seandainya bisa lolos, ini akan mendapatkan tambahan insentif dan tambahan dukungan dari kami di Kemenparekraf,” katanya.
Sandiaga dalam keterangannya menyebutkan, pihaknya tidak hanya akan melakukan kurasi terhadap motif-motif batik baru di Majapahit, namun juga fokus mempromosikannya. Promosi ini meliputi menampilkan motif batik kontemporer terbaik Kota Mojokerto di berbagai festival dan fashion show di luar negeri. Dengan berpartisipasi dalam acara internasional ini, mereka bertujuan untuk memperkenalkan dan menonjolkan desain batik yang unik dan indah kepada khalayak global.
Selain itu, upaya mereka juga akan diperluas ke saluran media digital, di mana mereka akan secara aktif berinteraksi dengan masyarakat Kota Mojokerto untuk mempromosikan dan menciptakan kesadaran tentang motif batik baru ini. Melalui inisiatif ini, mereka berharap dapat membangkitkan minat dan apresiasi terhadap kekayaan warisan budaya dan seni kerajinan batik Majapahit.
“Melalui kesempatan ini, saya ingin mengajak terus berinovasi adaptasi dan kolaborasi batik. Saya mengundang masyarakat Mojokerto untuk bangga terhadap batik Mojokerto dan terus mengaplikasikan di kanal-kanal media sosialnya masing-masing,” kata Sandi.
Dalam keterangannya saat wawancara, Ning Ita mengingatkan kembali bahwa semua produk dari Mojo Batik Fest merupakan kurasi dari Kemenparekraf dan pada tahun 2024 Mojo Batik Fest akan dimasukkan kedalam KEN (Kharisma Event Nusantara)
“InsyaAllah tadi semua teman-teman mendengar bahwa tahun depan Mojo Batik Festival akan diusulkan untuk masuk KEN 2024,” ucap Ning Ita.
Ning Ita juga mengatakan bahwa Pemkab dan Pemkot Mojokerto akan terus melakukan pendampingan terhadap para pengrajin batik khususnya pada kalangan generasi muda.
“Ya kita akan terus melakukan pendampinganpendampingan, termasuk kita seperti menghadirkan Diana Kacul. Ini anak muda yang berasal dulunya berasal dari Mojokerto, yang sudah go internasional kita hadirkan dalam forum FGD (Forum Group Discussion) ; memberikan motivasi supaya desainer-desainer lokal mudah yang sekarang jumlahnya banyak sekali di kota Mojokerto ini juga termotivasi naik ke level nasional dan bahkan internasional seperti Diana Kacul yang merupakan warga kota Mojokerto, ” tambahnya.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Prawansa merencanakan agar kedepannya motif tersebut juga dikembangkan berdasarkan nilai filosofis.
“Kedepannya mungkin akan dilakukan penguatan secara filosofis, jadi Mojo Batik Festival itu harus diangkat filosofinya secara universal, ” kata Khofifah
“Tidak hanya cerita Batik, tetapi juga cerita bagaimana Majapahit memberikan pembangunan nuansa kenusantaraan, kebhinekaan, keberagaman ini menjadi penguat dari nusantara, ” tambah Khofifah.
Atas pengangkatan nilai filosofis tersebut, Khofifah yakin akan memberikan pemahaman lebih luas kepada khalayak luas.
“Ini akan jadi penguat munculnya understanding (pemahaman) satu dengan yang lain. Bukan hanya milik Mojokerto, bukan hanya milik Jawa Timur tetapi milik Indonesia dan dunia. Kedua adalah muncul ‘trust’ (percaya) , yang satu dengan yang lain saling memberikan penghormatan kepercayaan dan muncul respect (saling menghormati), ” jelas Khofifah.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Prawansa ingin ketiga hal tersebut dimasukkan kedalam motif batik sehingga menghasilkan makna yang sangat mendalam. (Andy Setiawan)***